Jumat, 14 Oktober 2011

Tips Agar Ide Cemerlang Tak Berakhir Jadi Sampah



Dibalik setiap kesuksesan Anda akan menemukan setidaknya satu ide besar. Bagi kebanyakan orang, definisi bisnis yang sukses adalah yang menguntungkan, dan bisnis yang menguntungkan dibangun atas ide-ide yang ditelaah dengan baik.
Berikut beberapa langkah dimana Anda bisa melakukan riset terhadap ide Anda dan merubahnya menjadi bisnis yang menguntungkan:
1. Membuat daftar alasan mengapa Anda ingin menjalankan bisnis ini. Lihat dengan seksama. Apakah memulai bisnis Anda sendiri membantu Anda merealisasikan semua ini? E-book yang baik bisa membantu Anda mendasari motivasi dan hasrat Anda, dan menghasilkan keuntungan dari bisnis Anda.
2. Membuat daftar kegiatan yang bisa Anda kerjakan. Sukses bisa jadi sulit dipahami jika Anda tidak serius dengan bisnis Anda. Apa minat dan hobi Anda? Bidang apa yang Anda kuasai? Apa yang dikatakan orang lain mengenai kelebihan Anda? Daftar ini mewakili model bisnis yang luas yang akan mempermudah Anda. Tentukan item mana yang ada dalam daftar yang ingin Anda kembangkan dalam bisnis.
3. Fokus mengisi ceruk. Ini adalah keahlian Anda, dilakukan secara unik diterapkan dalam bisnis Anda, yang menciptakan ceruk pasar Anda. Melalui tahapan riset ide Anda, amati bagaimana bisnis Anda bisa mengisi ceruk.
4. Bertukar pendapat dengan teman atau keluarga yang memiliki atau bekerja di bisnis yang serupa. Minta input terkait ide Anda. Apa yang perlu ditingkatkan? Mengapa harus ditingkatkan dan bagaimana? Berdiskusi dengan pengusaha yang ada di kota Anda – sehingga Anda tidak dianggap sebagai pesaing – dan dapatkan masukan dari mereka. Mereka mungkin punya pandangan yang tidak Anda pikirkan sebelumnya.
5. Berpartisipasi dalam forum diskusi. Ini adalah cara yang tepat untuk mendekati nadi calon pelanggan. Anda bisa melihat tren, mendapatkan feedback, dan membuat hubungan kerja dengan orang-orang yang berpikiran seperti Anda.
6. Evaluasi permintaan produk atau jasa Anda. Anda harus memahami langkah dan arah industri Anda. Pemahaman ini akan mengingatkan Anda akan kekurangan ide Anda dan membantu Anda untuk menyalurkan energi dengan benar. Juga membantu Anda untuk mendekati bisnis dengan inovasi dan visi.
7. Melakukan riset bisnis di daerah sekitar Anda untuk mengukur kompetisi. Mencari beberapa cara dimana Anda bisa mendapatkan keuntungan bisnis dari pesaing Anda. Tanyakan pada diri Anda bagaimana bisnis Anda bisa lebih baik dan berbeda.
8. Mengunjungi pesaing Anda secara online. Untuk mempercepat riset Anda, gunakan kemampuan pencarian ganda Dogpile. Dogpile menyusun engine teratas untuk pencarian istilah Anda dan memberikan masing-masing 10 listing, http://www.dogpile.com
9. Menentukan operasional bisnis Anda. Berikut beberapa pertanyaan kunci yang harus Anda jawab:
  • Ketrampilan dan pengalaman apa yang Anda bawa dalam bisnis?
  • Apa saja biaya tetap dan pengeluaran Anda?
  • Butuh berapa lama untuk menghasilkan profit?
  • Dasar hukum apa saja yang harus Anda penuhi?
  • Jika Anda membutuhkan bantuan finansial, dimana Anda akan mendapatkannya?
  • Apakah Anda membutuhkan asuransi tertentu untuk bisnis Anda?
  • Struktur legal apa yang ada dalam bisnis?
10. Dengan informasi yang terkumpul dari langkah-langkah diatas, sekarang Anda memiliki alat untuk membuat rencana bisnis dan marketing yang komprehensif.
Pada tahap permulaan, pengusaha kecil memiliki hasrat yang membara untuk sukses, memiliki sikap "pantang menyerah", dan mampu menarik dan menerapkan sumber yang dibutuhkan. Yang harus Anda lakukan adalah menggabungkan riset dan perencanaan dan Anda menuju kesuksesan bisnis.
Dalam sebuah forum beberapa waktu yang lalu, ada seorang audiens yang menanyakan Mengapa begitu sulit merealisasikan ide? dan apa solisinya? disini akan disampaikan 4 point Utama mengapa seseorang tidak bisa merealisasikan Ide-nya dan solusi tindakan apa yang harus dilakukannya.

Ada 4 faktor utama mengapa seseorang sulit untuk merealisasikan keinginannya:

1. NIAT
Keinginan untuk merealisasikan belum kuat. Disini si pemilik Ide hanya baru sampai tingkat angan-angan.
Solusinya:
Jika Anda telah memiliki Ide bagus maka jangan pernah menunggu untuk merealisasikannya kemudian hari, lakukan SEKARANG, usahakan langkah langkah awal yang bisa Anda lakukan untuk merealisasikan IDE anda. Jangan pernah takut untuk memulai, karena Anda tidak akan pernah tahu kalo Anda belum mencobanya.

2. Pengetahuan
Disini si pemilik Ide, memiliki Ide tertentu tetapi pengetahuan untuk merealisasikannya masih kurang. Terlalu banyak alasan untuk memulai sehingga IDEnya terlantar.
Solusinya:
Learn by Doing, jangan menunggu sempuran untuk memulai tetapi lakukan dan sambil belajar, mungkin Artikel ini bisa sedikit untuk menginspirasi Anda dalam merealisasikan Ide Anda.

3. Waktu
Ada orang yang telah memiliki IDE bisnis tetapi karena kesibukannya sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk merealisasikannya.
Solusinya:
Sebanyak apapun waktu yang kita atau Anda punya, tidak akan pernah ada cukupnya jika tidak bisa mengaturnya, Sesibuk apapun kalau bisa memanage waktu pasti akan bisa. Dan perlu di garis bawahi adalah bukan banyaknya waktu yang diperlukan tetapi kualitas waktu yang di gunakan.

4. Dana
Ada Ide bisnis tetapi tidak bisa di realisasikan karena keterbatasan dana.
Solusinya:
Memang betul salah satu penyokong terealisasinya IDE adalah adanya dana tapi itu bukan segalanya. Berfikirlah sebagai seorang pengusaha, jangan berfikir sebagai seorang pekerja.

Jika Anda berbisnis offline maka lakukan joint venture, kalau pernah dengar kisahnya Bob Sadino sebelum beliau menjadi milyarder, beliau bekerja sama dengan pemilik modal melakukan jual beli ayam, dan Anda tahu hasilnya sekarang seperti apa, atau kalau Anda pernah jalan-jalan ke kota Parahiyangan "Bandung" Anda akan menemukan banyak Depo pengisian bahan bakar yang ber lebel Al-masoem, bahkan sampai sekolah, bank, optic, apotik dijalaninya sebegitu besar kesuksesannya itu berawal dari usaha yang sederhana dengan memanfaatkan apa yang beliau punya mulai dari bebek sampai menjual bensin eceran,"Info ini saya dapat dari salah satu sahabatnya dan sekaligus karyawannya".

Ide, itu sifatnya masih mentah sebelum direalisasikan. Boleh jadi di kepala kita banyak bermunculan Ide – ide cemerlang, boleh jadi juga kita mempunyai rencana – rencana besar yang ingin kita lakukan, tapi tanpa realisasi, ide cemerlang dan rencana besar itu tidak akan akan ada gunanya.  Seiring berjalannya waktu, Ide dan rencana kita akan menjadi sampah tak berguna, dan membusuk dirubung lalat, kejam sekali ya..? seperti sebuah nasehat, TAKE ACTION. Realisasikan Ide cemerlang dan rencana besar Anda.
Merealisasikan Ide dan rencana tentunya membutuhkan waktu. Di sinilah pentingnya kita Memetakan Ide dan rencana kita, agar terhindar dari kelupaan dan kehilangan Ide cemerlang kita. Memetakan Ide atau rencana dapat dilakukan dengan corat – coret pada media kertas atau bisa juga langsung dengan komputer kita. Software khusus untuk Memetakan Ide juga sudah banyak beredar, tapi untuk yang sederhana rasanya Shape Brainstorming pada Microsoft Visio sudah cukup.

Langkah Bijak Jadikan Kegagalan Jalan Menuju Sukses


Jika kamu ingin hidup kamu berubah gak datar kayak telor dadar, hadapin segala masalah kegagalan dengan bijaksana, jangan takut melakukan hal-hal baru, rencanakan semuanya dengan sungguh-sungguh, perkiraan masalah yang akan muncul, perkirakan juga  solusi untuk menhadapi masalah tersebut, walaupun rencana yang telah kita buat dengan sungguh-sungguh terkadang  sering meleset, dan menimbulkan masalah di luar perkiraan kita, inilah yang namanya teka-teki hidup, yakin kan diri kamu bahwa kamu punya jawabannya. 


(Vibizlife-Achievements) Bakat terpendamnya sebagai marketing telah terpupuk dari kecil. Hal inilah yang menjadikan Hasim Halim, Director Consumer Corporate Marketing PT Asuransi Raksa Pratikara sukses menekuni dunia marketing yang sebenarnya. Padahal cita-cita masa mudanya ingin menjadi pengacara. Bagaimana Hasim bisa memutuskan berbelok arah?

Merintis karir di dunia marketing bukanlah hal yang mudah. Apalagi hal ini berkenaan dengan dunia asuransi. Ditambah lagi, ilmu tentang dunia asuransi tidak dikuasai sama sekali. Hal inilah yang terjadi pada Hasim Halim, yang saat ini menjabat sebagai Director Consumer Corporate Marketing PT Asuransi Raksa Pratikara.
Asuransi Raksa Pratikara merupakan kelanjutan dari Asuransi Artapala yang didirikan sejak tahun 1975. Asuransi Raksa Pratikara merupakan salah satu dari sepuluh perusahaan asuransi terbesar di Indonesia dalam hal penghasilan premi bruto dan merupakan lima besar dalam perolehan premi bruto kendaraan bermotor.
Hasim Halim menjalankan pekerjaan di dunia asuransi dengan berbekal kemauan keras. Berkat kerja kerasnya, ia pun berhasil ikut mengharumkan nama PT Asuransi Raksa Pratikara.
Beberapa penghargaan berhasil diraih Hasim bersama perusahaannya. Tahun 2007, perusahaan ini pernah meraih Asuransi Umum Beraset 250 milyar-1 triliun dari Majalah Investor. Kemudian di tahun 2009 dalam acara Media Asuransi Award meraih 2nd Winner Best Insurance untuk kategori Peringkat Perusahaan Asuransi Umum dengan modal sendiri Rp 100-250 miliar.
Sarjana Hukum yang berbelok arah 


Lulus SMU, Hasim tertarik untuk mendalami ilmu hukum, karena cita-citanya yang ingin menjadi seorang pengacara. Pada tahun 1988, ia lalu mengambil kuliah jurusan hukum di Universitas Tarumanegara. " Makanya orang bilang, manusia berencana, tetapi Tuhan yang menentukan. Itulah saya." Katanya sambil tertawa.

Sebelum lulus kuliah, Hasim tertarik untuk magang di PT Asuransi Artapala. Motivasinya ketika itu hanyalah untuk meringankan beban keuangan orangtuanya. "Saya sudah dikuliahkan, karena itu saya ingin sedikit meringankan beban orangtua saya. " terangnya.
Ketika itu, ia bertindak sebagai part time operator telex. Hasim bekerja sejak jam 3 sore hingga malam. Disana , ia banyak berhubungan dengan pihak luar negeri. Karena itulah, jam malam lebih sibuk daripada ketika siang hari, lantaran perbedaan waktu dengan negara di luar Indonesia. Hasim mengaku awalnya hanya coba-coba di dunia asuransi. Lama-kelamaan, ia merasa enjoy bekerja di dunia tersebut. "Asuransi itu memang general. Semua disiplin ilmu masuk. Dulu saya juga tidak pernah terpikir harus ambil jurusan special insurance kalau di asuransi." Tuturnya.
Karena sudah enjoy di bidang tersebut, maka lulus kuliah, cita-citanya pun terlupakan.  Hasim telah merasa nyaman berada di lingkungan yang telah membesarkan karirnya.
Setelah menjadi part time operator telex, tahun 1988 ia menjadi Asisten Claim Manager di perusahaan tersebut.
Tahun 1994, ia memutuskan untuk mengambil kursus asuransi untuk memperkaya pengetahuannya. Maka Hasim ikut kursus Insurance Management GIO Reinsurance di Australia.
Karirnya pun terus berkembang. Ia lalu menjabat sebagai Marketing Manager tahun 1995-1997. Dan di tahun 1997-1998, ia menjabat sebagai Senior Claim Manager. Tahun 1999, ia dipercaya menjadi Director Consumer Marketing. Dan di tahun 2010 ini, Hasim kembali dipercaya untuk menjadi Director Consumer Corporate Marketing. "Sebagai prajurit, kita kan harus siap ditempatkan dimana saja." Kata anak ketujuh dari 10 bersaudara ini.
Bersama Asuransi Raksa Pratikara, ia tumbuh dan berkembang. Tahun kemarin, Hasim cukup bernapas lega, karena perusahaannya berhasil mengalami pertumbuhan sebanyak 10%. "Awal 2009, kita memasuki periode sulit. Karena tidak tahu apakah perusahaan ini tambah jatuh atau bisa bangkit. Ternyata kita bisa tumbuh 10%." Ujarnya.
Jadi marketing sejak SD
Hasim tumbuh dari keluarga sederhana. Kedua orangtuanya memiliki usaha tekstil. Keluarganya yang sederhana memiliki prinsip untuk memberikan warisan dalam bentuk ilmu. "kata ayah ibu saya, ilmu itu tidak akan habis. Itulah yang saya ingat sampai sekarang." Kata pria yang hobi olahraga tersebut.
Sejak duduk di bangku SD, ia pun rajin membantu orangtuanya menjaga toko. Ketika liburan panjang datang, bukan rekreasi yang didapatnya, melainkan membantu ayah ibunya di toko tekstil.
Keharusan untuk berjualan menjadikan jiwa marketingnya mulai muncul. Hasim kecil mulai terbiasa dengan sopan menyapa pelanggannya. Mengambilkan apa yang diinginkan oleh pelanggan, agar mereka mau mengunjungi tokonya kembali.
Di mata keluarga, Hasim termasuk orang biasa-biasa saja. Ia jarang bermain dengan teman-temannya. Hasim lebih memilih untuk menjadi anak rumahan. Jujur dan mau belajar
Dua puluh empat tahun berkecimpung di dunia asuransi bukanlah hal yang mudah. Hasim telah melewati pahit getirnya menjadi karyawan.


Karena itu, ketika menjadi pemimpin, ia tetap menyukai pekerjaan dengan produktivitas kerja yang tinggi. Kepada anak buah, ia selalu mengutamakan diskusi. Saling melengkapi, begitu ia biasa mengatakannya. "Yang kita jual dalam asuransi itu sebetulnya hanyalah trust. Bagaimana agar klien itu mau percaya pada produk kita. Karena itu, tidak bisa bekerja sendirian." Katanya.



Sebagai seorang pimpinan, banyak orang lupa diri, bahkan menjadi sombong. Mengenai hal tersebut, Hasim berpendapat bahwa seorang pemimpin tidak boleh sombong. "Kalau sombong, bagaimana nantinya bisa memberikan apresiasi ke karyawannya." Terang pria kelahiran Jakarta, 7 April 1962 tersebut.



Dan untuk anda yang ingin berkecimpung dalam dunia asuransi, kuncinya menurut Hasim hanyalah jujur, dan ada kemauan untuk belajar, karena dari belajar bisa memunculkan kreasi baru.

Ditanya arti sukses, Hasim memiliki pakem sendiri. Menurutnya kesuksesan akan muncul ketika dirinya sudah bisa memberikan yang terbaik kepada perusahaan dan keluarga. "Ketika saya sudah tua, harapan saya, anak-anak nantinya gantian untuk memberikan kontribusi." Harapnya.
Nah, untuk anda yang masih ragu-ragu dalam bekerja, banyaklah belajar seperti Hasim. Karena dari belajar, akan memperkaya pengalaman dan pengetahuan dalam bidang apapun yang anda geluti.
Semua orang pasti pernah mengalami kegagalan. Baik itu kegagalan di dalam perdagangan, kegagalan dalam pernikahan, kegagalan dalam kuliah, kegagalan dalam pekerjaan dan lain sebagainya. Bahkan orang-orang besar yang terlihat bergelimang kesuksesan sekalipun pasti pernah mengalami kegagalan di dalam hidup mereka.


Douglas McArthur mengatakan, "There is no security in this earth, there is only opportunity". Dari perkataan ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada sesuatu hal yang pasti akan terjadi di dunia ini. Tidak ada jaminan bahwa pekerjaan kita akan sukses. Tidak ada jaminan bahwa mobil kita tidak akan mogok ketika akan digunakan besok. Tidak ada jaminan bahwa sakit yang kita alami akan segera sembuh. Bahkan tidak ada satu orang pun yang dapat menjamin bahwa umur mereka akan lebih dari 1 jam lagi.



Thomas Alfa Edison, seorang penemu besar yang telah mematenkan ribuan jenis hasil temuannya juga sering mengalami kegagalan. Pada saat Edison mencoba untuk menemukan lampu pijar, ia mengalami ribuan kali kegagalan dalam mencari bahan dasar kawat pijar yang dapat digunakan. Tetapi kegagalan-kegagalan ini tidak memupuskan semangatnya untuk terus mencoba meraih apa yang ia harapkan.



Oleh karena itu, kita hanya dapat memanfaatkan peluang-peluang yang tersebar luas di dunia ini. Apa pun peluang yang ingin kita ambil, kita harus dapat memanfaatkan peluang tersebut dengan maksimal. Janganlah kita menyia-nyiakan kesempatan yang telah kita pilih untuk dilaksanakan.



Tetapi ada beberapa kesempatan yang hanya datang sekali menghampiri kita. Seperti kesempatan untuk membesarkan dan mendidik anak dengan baik. Dalam menghadapi kesempatan semacam ini, kita haruslah bertindak maksimal dengan penuh perhitungan. Karena apabila kita gagal dalam menjalaninya, maka kita tidak akan pernah dapat memperbaiki kegagalan tersebut. Kegagalan seperti inilah yang akan membuahkan penyesalan diri berlarut-larut, karena tidak ada jalan keluar untuk memperbaiki kegagalan yang telah kita perbuat. Sehingga kegagalan ini akan terus menghantui hidup kita dan kita akan terus merasakan dampak dari kegagalan ini.



Penyebab Kegagalan

Jika kita menelusuri penyebab kegagalan, maka kita dapat menggolongkan penyebab tersebut dalam dua golongan besar, yakni kegagalan karena faktor internal dan kegagalan karena faktor eksternal.
Kegagalan karena faktor internal adalah kegagalan yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Banyak hal yang dapat menjadi penyebab kegagalan ini, seperti kurang perhitungan pada saat awal melangkah, kurang hati-hati dalam melakukan sesuatu, atau karena menganggap remeh suatu pekerjaan tertentu. Tetapi penyebab internal yang paling sering terjadi adalah rasa takut untuk mencoba atau memulai sesuatu kesempatan. Dengan menghindari peluang atau kesempatan bukan berarti kita telah terlepas dari kemungkinan kegagalan yang mungkin kita hadapi, akan tetapi kita justru telah menetapkan kegagalan tersebut sebagai pilihan kita.



Kegagalan internal ini akan mengakibatkan seseorang mengalami penyesalan dan kekecewaan mendalam. Seseorang yang gagal dan mengetahui bahwa kegagalan yang ia alami adalah buah dari kelalaian dirinya sendiri, akan merasa sangat menyesal atas kegagalan yang ia hadapi. Sementara kegagalan yang diakibatkan oleh faktor-faktor luar, misalnya gangguan orang lain, kemampuan orang lain yang lebih baik dari kemampuan kita, kecurangan orang lain, atau nasib yang telah ditetapkan oleh Tuhan kepada kita. Biasanya seseorang akan lebih mampu menghadapi kegagalan eksternal ini. Karena dengan introspeksi dan berjiwa besar maka kita akan dapat menghadapi kekecewaan yang ada.



Sedikit saya berikan penjelasan di sini mengenai "nasib gagal" yang diberikan Tuhan kepada kita. Mungkin banyak orang yang berpikir mengapa Tuhan "menghukum" seseorang untuk mengalami kegagalan. Padahal orang tersebut telah melaksanakan kesempatannya dengan maksimal, tetapi masih tetap mengalami kegagalan di akhir usahanya. Terkadang manusia tidak tahu mengenai dampak yang akan ia dapatkan dari suatu kesuksesan yang akan ia peroleh. Padahal bisa jadi kesuksesan itu akan berakibat buruk bagi dirinya. Misalnya akan merusak rumah tangganya, atau akan mengganggu kesehatannya. Sehingga Tuhan memberikan kegagalan sebagai hasil terbaik untuk diri manusia tersebut.



Kunci utama dalam menghadapi kegagalan adalah berjiwa besar. Seseorang haruslah berjiwa besar dalam menghadapi kegagalan internal ataupun eksternal. Khususnya kegagalan internal, seseorang haruslah berani untuk mengakui kesalahan atau kelalaian yang telah ia perbuat. Tetapi kebanyakan orang biasanya lebih senang untuk mencari alasan atau kambing hitam atas kegagalan yang ia hadapi, sehingga orang seperti ini tidak akan pernah bisa belajar dari kegagalan yang ia alami.



Selain berjiwa besar, seseorang juga memiliki suatu kemampuan untuk menghadapi permasalahan atau kegagalan yang ia alami. Kemampuan ini lebih dikenal sebagai Adversity Quotient (AQ). Memang AQ ini lebih banyak berkembang di masa kecil seseorang, di masa orang tua sangat berperan dalam hal memupuk dan mengembangkan kemampuan AQ anak. Tetapi bukan berarti seseorang yang memiliki kemampuan AQ yang kurang baik tidak akan dapat menghadapi kegagalan yang ia alami. Ada beberapa hal yang dapat membantu seseorang untuk tegar dalam menghadapi kegagalan yang ia alami sekaligus meningkatkan kemampuan AQ yang ia miliki.



Berikut ini adalah beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan pada saat kita menghadapi kegagalan:



1. Pasrah kepada Tuhan

"Segala hasil dari perbuatan, tindakan dan usaha yang kita lakukan, adalah merupakan Hak dan Wewenang Tuhan untuk menentukannya. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha semaksimal mungkin." Jika kita dapat memahami dan mengamalkan kalimat di atas, maka kita akan lebih mudah dalam menghadapi suatu kegagalan. Kemampuan seseorang untuk berserah diri kepada nasib ini juga akan sangat membantu dalam menanggulangi efek buruk yang mungkin timbul akibat kegagalan. 



Suatu kegagalan yang tidak dapat dilalui dengan baik akan membekas di dalam pikiran bawah sadar seseorang. Pikiran bawah sadar mempunyai kemampuan menimbang-nimbang setiap masukan informasi dari pikiran sadar, kemudian dicocokkan dengan arsip yang ada pada pikiran bawah sadar yang ada hubungannya dengan kejadian yang sama di masa lalu. Jika tanggapan pikiran bawah sadar adalah negatif, maka pikiran bawah sadar akan mengirimkan reaksi negatif kepada pikiran sadar, dan selanjutnya pikiran sadar tanpa dapat dikontrol akan melakukan reaksi emosional, berupa marah, benci, takut, iri, kikir, sedih, dan lain-lain. 



Apabila seseorang dapat melepaskan atau release kegagalan yang ia alami kepada nasib Tuhan, maka pikiran bawah sadar orang tersebut tidak akan menyimpannya sebagai sesuatu yang negatif.



2. Ambil Hikmah

"Pengalaman adalah guru terbaik. Baik itu kegagalan ataupun kesuksesan." Hal ini mengandung arti bahwa dari semua kegagalan yang kita hadapi, kita harus tetap berpikiran positif, dan harus dapat mengambil pelajaran dari kegagalan tersebut. Kita harus sadar bahwa risiko dari semua tindakan yang kita lakukan adalah sukses atau gagal.



Walaupun banyak pelajaran yang dapat diambil dari tiap kegagalan. Tetapi justru banyak orang yang tidak mau mengembalikan kegagalan yang ia alami ke diri mereka sendiri. Mereka justru mengalihkan atau mengambinghitamkan kegagalan tersebut kepada orang lain. Hal inilah yang harus dapat kita hindari. Karena jika tetap mengambinghitamkan kegagalan kepada orang lain, kita tidak akan pernah dapat mengambil pelajaran dari kegagalan tersebut.



3. Istirahat 

Tiap kegagalan tentu akan memancing emosi seseorang. Seperti marah, sedih, iri dan lain sebagainya. Tentu saja efek emosional ini akan mengganggu aktivitas yang akan kita lakukan. Oleh sebab itu ada baiknya apabila kita mengambil istirahat sejenak ketika mengalami kegagalan. Istirahat ini akan memberikan waktu pada diri kita untuk dapat menghindari efek emosional yang mungkin timbul.

Panjang waktu istirahat yang dibutuhkan tergantung pada intensitas beban dari kegagalan yang kita hadapi. Untuk kegagalan ringan, mungkin kita hanya cukup untuk berwudlu dan melakukan sholat (bagi orang Muslim). Tetapi jika sebuah kegagalan besar, mungkin istirahat yang dibutuhkan berupa liburan dan rekreasi. 


4. Bertanya dan Evaluasi

Apabila pikiran kita telah kembali jernih, maka kita harus dapat mengidentifikasi penyebab dari kegagalan yang kita alami. Banyak cara yang dapat kita lakukan, dapat dengan merenung sendiri, atau bertanya kepada teman, orang tua, guru, atau bahkan kepada rival kita. Setelah kita tahu apa penyebab dari kegagalan yang didahapi, maka kita dapat menyusun sebuah peta kekuatan baru mengenai kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, guna memulai sebuah kesempatan baru.



5. Memulai kegiatan baru

Memulai suatu kegiatan baru, merupakan salah satu solusi agar seseorang tidak larut di dalam kegagalan. Pada saat memulai suatu kesempatan baru, kita haruslah benar-benar siap untuk melakukan hal-hal terbaik yang dapat dilakukan. Tetapi kita juga harus menyadari dari awal, seluruh kegiatan yang kita mulai dapat berakhir pada kesuksesan ataupun kegagalan. Dan janganlah lupa untuk menggunakan peta kekuatan baru yang kita miliki.



Ada dua kesempatan yang dapat kita lakukan. Pertama adalah tujuan baru dengan cara lama atau tujuan lama dengan cara baru. Kedua, tujuan baru dengan cara yang baru. 



Wanita Ini Perjuangkan Batik Dalam Negeri


SUKSES pasti menjadi milik mereka yang bekerja keras, pantang menyerah dan selalu berani mencoba hal-hal baru dalam hidupnya. Hal ini jugalah yang terjadi dengan pemilik batik Tobal, Fatchiyah A Kadir.
 
Setelah pernah sukses menaklukkan pasaran Eropa dan Amerika Serikat (AS) dengan kain batik Pekalongannya, kini dia justru sedang berjuang menaklukkan pasar domestik.
 
Fat, demikian perempuan matang berkepala enam asal Pekalongan ini biasa disapa kerabatnya, memulai usaha batik pada 1971. Kala itu, jiwa wirausaha telah mengalir dalam keluarganya, Fat nampaknya mewarisi bakat yang diturunkan ayahnya yang kala itu berjualan kain tenun.
 
"Pada dasarnya kan orang-orang di daerah pesisir itu pintar berdagang, jadi mungkin saya ada bakat juga berdagang,” tutur Fat kepada okezone beberapa waktu lalu.
 
Sadar akan bakatnya, ibu tiga anak ini mencoba peruntungannya dengan membuat batik bersama suaminya. Saat itu, Fat tidak mempunyai modal yang tidak mempunyai modal sama sekali nekat untuk menjahitkan batiknya. ”Istilahnya, saya dan suami cuma punya dengkul saja,” kenang dia.
 
Namun, karena hasilnya yang memuaskan, kepercayaan dari beberapa pihak seperti pengrajin batik dan pembeli semakin meningkat.
 
“Kami malah diberikan uang pangkal (down payment) dulu 50 persen. Dulu, pembayaran di muka itu  sesuatu hal yang sangat langka sekali dulu,” jelas Fat.
 
Saat itu, kata Fat, di Pekalongan pengembangan batik memang dikerjakan terpisah-pisah antara kain batik dengan penjahit batik. Sukses di daerahnya, Fat menargetkan pasar ekspansi pasar yang lebih tinggi.
 
Tak tanggung-tanggung, Fat membidik pasar internasional sebagai pangsa pasarnya. “Karena kebetulan saat itu, pasar dalam negeri memang sedang tidak kondusif,” tambahnya.
 
Alasan dia kala itu cukup logis. “Saat itu, sedang marak-maraknya trend batik printing yang dipelopori batik keris, jadi batik tulis saat itu bahkan terancam punah, jadi 1971 itu saya langsung ekspor saja,” kata Fat.
 
Dengan pola pengembangan batik jahit borongan atau yang sering disebut maklon, bahkan pada 1993 lalu, dirinya mendapat penghargaan upakarti dari Presiden Soeharto. Sistem maklon sendiri menurutnya adalah sistem pengembangan batik khususnya di daerah Selatan dengan mengubah pengrajin-pengrajin batik dalam kelompok-kelompok.
 
Fat masih mengingat, pasar Australia adalah pasar yang pertama yang berhasil ia taklukkan. Padahal, dia sama sekali tidak mempunyai akses ke luar negeri, lalu bagaimana caranya? Fat yang memiliki  jiwa wirausaha tak kekurangan asal.
 
Fat bukan menjajakan lewat promosi di media massa ataupun selebaran. Fat memilih membangun toko batik di kawasan yang sering disambangi oleh wisatawan asing.
 
Saat itu, Fat memilih pulau dewata, Bali, untuk menjadi mediasi pasar ekspornya. Terbukti, batiknya berhasil menembus Spanyol, Italia dan juga Amerika Serikat. “Mula-mula pesanan batiknya hanya sekira 10 ribu potong per dua bulan, jumlahnya terus naik sampai 400 ribu potong per tahun,” tambah dia.
 
Fat terus memperluas produksi batiknya, setelah Bali, Fat kembali membuka sebuah showroom di sekitar Pasar kembang, Yogyakarta. Hal ini dilakukannya untuk mempermudah akses terhadap orang-orang dari kawasan eropa dan Amerika yang lebih kerap berkunjung ke Yogyakarta ketimbang Pekalongan.
 
Pembukaan showroom batik di Yogyakarta pastinya menimbulkan pertanyaan di benak kita, pasalnya, Yogyakarta bukannya sepi akan produk batik ini. Meski begitu, Fat yakin batik buatannya memiliki ciri khas tersendiri yang disukai para turis.
 
“Batik Pekalongan itu memang berbeda dengan motif batik Yogyakarta dan Solo yang menggunakan pakem warna-warna cokelat dan hitam, kalau batik Pekalongan berani dengan warna-warna cerah,” jelas Fat. Untuk pangsa ekspor, dia menambahkan desain yang sifatnya semi kontemporer.
 
"Jadi saya masukkan juga motif-motif etnis Indian, Aborigin atau  Hawai. Mereka itu (pasar ekspor) juga lebih suka batik cap dan batik tulis kagok (batik tulis yang tidak terlalu halus),” tambah dia.
 
Kesuksesan batik Tobal, menurut Fat, juga didukung dengan kreatifitasnya dalam memadukan dan merancang warna dan kain batik rancangannya. Adapun cara yang digunakan untuk memenuhi pesanan batik, adalah dengan jahit borongan (sistem maklon).
 
Waktu itu, lanjut Fat, sistem maklon biasa dilakukan di desa-desa di daerah Selatan. Untuk sistem maklon ini, satu sistim mempekerjakan minimal 10 pengrajin. ”Waktu itu saya punya sekira 40 maklon,” jelas dia.
 
Banting Setir
 
Namun, bukan usaha jika belum pernah terhempas badai. Lebih dari 30 tahun sukses mengekspor batik produksinya, badai itu datang pada 2007 lalu. Ditengarai karena krisis moneter yang terjadi di Indonesia, ditambah dengan kondisi keamanan yang tidak kondusif, membuat pelanggan-pelanggannya berhenti mengorder batik Tobal produksinya.
 
Tepat pada kuartal III-2007 Fat terpaksa melakukan Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK), pada sejumlah karyawannya. “Saya harus PHK banyak karyawan saya, dari 500-an karyawan harus saya pangkas menjadi 120-an karyawan saja. Sedih sekali rasanya saat itu, karena banyak dari mereka yang sudah bekerja ke saya lebih dari 20 tahun,” kenang Fat.
 
Berhenti mendapat permintaan ekspor batik ke mancanegara, tidak lantas membuatnya berputus asa dan berpangku tangan. Brand Tobal miliknya pun merubah haluan dengan membidik pasaran dalam negeri sejak 2007.
 
Masuk pasar nasional, batik olahan Fat menjadi pemain baru. Dengan produksi hanya sekira 50-75 ribu potong per tahun, Fat terpaksa menjual batiknya secara retail. “Jadi satu pengusaha bisa lakukan hanya dalam satu showroom,” jelasnya.
 
Saat ini, Fat telah mempunyai showroom di Jakarta, Semarang dan juga Surabaya. Sukses Fat jadi pengekspor, dilakoninya pula di dalam negeri. Karena dedikasi dan kesetiannya pada pengembangan batik nasional, di perayaan hari batik nasional yang jatuh pada 3 Oktober lalu di Pekalongan, dirinya mendapat undangan resmi dari Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono untuk berdiskusi mengenai pengembangan batik.
 
Setelah pada 2009 lalu UNESCO meresmikan batik sebagai warisan budaya adalah The Untangible Heritage, Fat berharap perkembangan batik di Indonesia akan terus dapat berkembang dan diterima di masyarakat.
 
“Karena batik kita berbeda dengan produksi batik di negara manapun, batik kita punya ruh,” kata Fat mengakhiri kisahnya. (mrt) (rhs)ES